Perjalanan Indra Suroinggeno dalam Melestarikan Wayang Beber

Tekad Kuat Indra Suroinggeno

Setelah melanglang buana dan bekerja di luar negeri, Indra kembali dengan tekad kuat untuk berkontribusi pada kebudayaan Indonesia.

Menjadi pemandu wisata di Sono Budoyo Yogyakarta adalah langkah awalnya, sebelum akhirnya ia mendapatkan beasiswa untuk belajar di

Akademi Komunitas Negeri Seni Busaya Yogyakarta pada tahun 2015.

Wayang beber, dengan sejarahnya yang mencapai abad ke-9, memiliki tempat khusus dalam hati Indra.

Dari relief-relief candi, wayang beber menjadi alat penyebaran agama.

Kini, hanya dua versi yang dikenal, dan Museum Wayang Beber Sekartadji memiliki peran penting dalam memelihara salah satunya.

Dalam koleksinya, wayang beber lontar Sutasoma menjadi daya tarik utama.

Meski tidak diketahui tahun pembuatannya, wayang ini menjadi saksi bisu perkembangan wayang beber dari daun lontar hingga kain.

Indra juga mengembangkan wayang beber Pancasila, sebuah inovasi yang menggambarkan nilai-nilai Pancasila melalui seni tradisional.

Dengan semangat pelestarian yang membara, Indra Suroinggeno telah berhasil membuktikan bahwa kecintaan pada warisan budaya dapat menciptakan keajaiban.

Museum Wayang Beber Sekartadji bukan hanya sekadar gudang koleksi, tetapi panggung hidup yang terus memperdalam makna dan keindahan wayang beber.

Semoga kisah inspiratif ini menjadi sumber motivasi bagi generasi muda untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia.

(Fiyu)