Perjalanan Indra Suroinggeno dalam Melestarikan Wayang Beber

TopOne.id – Dalam gemerlap budaya Indonesia, Wayang Beber menjadi salah satu keajaiban tradisional yang berhasil bertahan di tengah arus modernisasi.

Sebagai penjaga khazanah budaya, Indra Suroinggeno, seorang pecinta wayang, dengan gigih membangun Museum Wayang Beber Sekartadji di Bambanglipuro, Yogyakarta.

Melalui perjalanan yang penuh tantangan, Indra berhasil menghidupkan kembali keindahan dan makna wayang beber, merangkul sejarah yang hampir terlupakan.

Wayang beber, sebuah seni pewayangan yang tak lekang oleh waktu, menjadi panggung bagi cerita-cerita klasik Nusantara.

Indra Suroinggeno, lahir pada tahun 1986, mengukir namanya dalam sejarah pelestarian wayang beber.

Menggunakan kocek pribadinya, Indra membentuk Museum Wayang Beber Sekartadji sebagai bentuk cintanya pada kearifan leluhur.

Perjalanan Panjang Pohon Glugu

Perjalanan panjang dimulai dengan menanam pohon glugu, sebuah langkah sederhana namun bermakna besar.

Dari pohon ini, Indra menghasilkan kertas dluwang, menggantikan peran lontar dalam pembuatan wayang beber.

Hambatan finansial dan regulasi tidak membuatnya patah semangat.

Ditolak oleh pemerintah daerah, namun dengan kesabaran, museumnya kini diakui sebagai destinasi “kerja lapangan” oleh sekolah kejuruan seni.

Indra tidak hanya menjaga tradisi dengan koleksi-koleksi wayang beber yang luar biasa, tetapi juga menjadi penggerak dalam memahaminya.

Proses pembuatan satu lembar kertas dari kulit pohon glugu memakan waktu berpekan-pekan, namun Indra melakukannya dengan penuh dedikasi.

Harganya mungkin hanya Rp 75 per sentimeter persegi, tetapi nilai budaya yang diwakilinya tak ternilai.