Kapal Ikan China Terbalik, Tak Ada yang Selamat Termasuk 17 WNI

TopOne.id – Hasil penyelidikan awal yang dirilis pemerintah China menjelaskan tidak ada korban selamat dalam insiden kapal penangkap ikan yang terbalik di perairan Samudra Hindia pekan lalu. Kapal itu diketahui membawa 39 anak buah kapal (ABK), dengan 17 ABK di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI).

Seperti dilansir AFP, Rabu (24/5/2023), kapal penangkap ikan bernama ‘Lupeng Yuanyu 028’ itu terbalik di perairan Samudra Hindia anggota sedang pada Selasa (16/5) pekan lalu. Penyebab terbaliknya kapal itu tetap belum diketahui secara jelas.

Sebanyak 39 ABK yang ada di kapal dilaporkan hilang usai insiden terjadi. Para ABK itu terdiri atas 17 warga China, 17 WNI dan lima warga Filipina.

“Dari analisis pada kapal yang terbalik… diperkirakan tidak ada yang selamat dari kapal tersebut,” sebut Kementerian Transportasi China kala merilis hasil penyelidikan awal pemerintah via account tempat sosial resmi mereka pada Selasa (23/5) kala setempat.

Kapal penangkap ikan itu terbalik di dalam zona pencarian dan penyelamatan Australia yang luas. Duta Besar China untuk Australia, Xiao Qian, menjelaskan bahwa wilayah terbaliknya kapal berada pada jarak 5.000 kilometer di sebelah barat Perth, ibu kota negara anggota Australia Barat.

Kementerian Transportasi China, pada Selasa (23/5), tunjukkan para petugas penyelamat telah menjelajahi tempat perairan seluas 64.000 kilometer persegi dan ‘tidak menemukan gejala korban selamat’.

Operasi pencarian korban hilang ikut dibantu beberapa negara layaknya Australia, India, Sri Lanka, Indonesia, Maladewa dan Filipina.

Laporan tempat pemerintah China pada Senin (22/5) menyebut sekurang-kurangnya tujuh jenazah telah ditemukan oleh kapal-kapal penyelamat China dan Sri Lanka. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal identitas dan asal kewarganegaraan ketujuh jenazah yang ditemukan itu.
Australia sendiri mengirimkan tiga pesawat dan empat kapal dalam usaha pencarian dan penyelamatan itu.

Ditambahkan oleh Kementerian Transportasi China bahwa operasi pencarian dan penyelamatan telah diturunkan levelnya menjadi ‘penyelidikan skala kecil sepanjang 48 jam’ sejak Selasa (23/5) pagi kala setempat.