Kepala divisi perangkat lunak Apple, Craig Federighi, menyatakan bahwa integrasi ini memungkinkan aplikasi mana pun memanfaatkan kecerdasan buatan Apple secara lokal, tanpa harus bergantung pada cloud atau pusat data eksternal.
Namun, menurut Reuters, sistem Apple Intelligence ini hanya tersedia dalam versi perangkat (on-device), dan tidak disokong oleh pusat data khusus Apple.
Ini memunculkan kekhawatiran mengenai keterbatasan skala dan fleksibilitas, terutama jika dibandingkan dengan pendekatan cloud-native yang diambil oleh pesaing seperti Google dan Microsoft.
Kritik Analis: Apple Kehilangan Karakter Visioner
Tak sedikit analis yang memberikan pandangan kritis terhadap arah inovasi Apple, terutama dalam upaya mereka merespons gelombang adopsi AI di industri teknologi.
Thomas Monteiro, analis senior dari Investing.com, menilai fitur-fitur AI yang diumumkan Apple terasa seperti pelengkap, bukan sebuah terobosan.
“Pasar mulai meragukan apakah Apple masih bisa menjadi pemimpin dalam bidang AI. Fitur-fitur yang dihadirkan tampak lebih sebagai tambahan kosmetik ketimbang revolusi teknologi,” ujarnya.