Pabrik ini sendiri baru dijadwalkan beroperasi pada 2026, menandakan bahwa transisi ke manufaktur dalam negeri akan memakan waktu dan perlu dilakukan secara bertahap.
Profesor Willy Shih dari Harvard Business School juga menyoroti bahwa produksi iPhone di AS baru akan masuk akal jika proses perakitan bisa sepenuhnya diotomatisasi.
Ia menilai bahwa memproduksi iPhone di AS baru mungkin dilakukan jika teknologi sudah berkembang cukup pesat, sehingga proses perakitannya bisa berlangsung otomatis tanpa banyak intervensi manusia.
India Jadi Alternatif Produksi?
Karena tantangan yang kompleks, Apple tampaknya belum akan memindahkan produksi sepenuhnya ke AS. India kini jadi opsi utama, karena dianggap semakin strategis sebagai lokasi manufaktur.
Selain murahnya biaya dan tenaga kerja, India juga punya kebijakan dan insentif yang ramah bagi industri teknologi.