Namun, China tetap menjadi pasar strategis bagi Apple. Penurunan yang terjadi di sana menjadi sinyal peringatan serius, terutama karena Apple merupakan satu-satunya dari lima besar produsen smartphone yang mengalami penurunan pengiriman di negara tersebut sementara kompetitor seperti Huawei terus menunjukkan agresivitas.
Dua Tantangan Utama – Tarif Dagang dan Teknologi AI
Apple kini berada dalam posisi yang sulit, terhimpit antara dua tekanan besar: ancaman tarif dagang dari pemerintah Amerika Serikat terhadap produk asal China, serta ketertinggalan dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurut Eric Schiffer, Chairman Patriarch Organization, kebijakan tarif dari AS dapat menjadi bumerang bagi Apple.
Ia menyebut tarif tersebut sebagai “pedang bermata dua” yang tidak hanya mengganggu rantai pasokan, tetapi juga bisa menambah beban biaya produksi karena sekitar 90% perangkat Apple masih diproduksi di China.
Untuk mengurangi ketergantungan ini, Apple telah memulai diversifikasi manufaktur dengan mengalihkan sebagian produksi ke India.
Meski demikian, langkah ini memerlukan waktu dan investasi besar sebelum memberikan hasil yang stabil.
Ketertinggalan Apple di Ranah AI
Sementara para pesaing seperti Samsung dan Google semakin aktif mengintegrasikan AI ke dalam ekosistem produk mereka, Apple justru terlihat tertinggal.