TopOne.id – Aplikasi fasilitas sosial TikTok kabarnya tengah mengembangkan fitur baru yang dapat mentransformasi aplikasi tersebut supaya lebih ramah untuk remaja. Media sosial asal China itu menghadirkan fitur tersebut usai mendapatkan banyak kritik sebab diakui tidak menjaga remaja berasal dari konten yang tidak pantas.
Sehingga pada Rabu, 1 Maret 2023, TikTok mengabarkan bahwa pihaknya tengah laksanakan pengembangan pada fitur kontrol orangtua supaya produknya lebih ramah pada remaja.
TikTok mengatakan, fitur tersebut telah memasuki step awal pengembangan dan dapat laksanakan konsultasi bersama organisasi pengasuhan anak, pemuda, dan juga masyarakat sipil di dalam perancangannya.
Fitur itu juga sangat mungkin orangtua sanggup mencegah anaknya untuk menyaksikan konten yang memuat kata-kata atau tagar tertentu yang diakui tidak pantas.
Selain itu, fitur baru itu sanggup halangi jumlah saat yang dihabiskan di dalam menggunakan aplikasi tersebut.
Akun yang dibikin atau diperuntukkan bagi pengguna yang usianya di bawah 18 th. juga dapat secara otomatis mempunyai batas saat penggunaan, yakni satu jam perhari.
“Dan remaja mesti memasukkan kode sandi untuk konsisten menggunakan aplikasi,” kata TikTok di dalam sebuah unggahan blog, dikutip topone.id berasal dari Reuters, Senin, 6 Maret 2023.
Aplikasi punya perusahaan teknologi China ByteDance itu juga mengemukakan bahwa TikTok dapat menampilkan prompt kepada anak remaja yang memilih untuk menghapus batas saat penggunaan aplikasi harian mereka.
Prompt itu dapat keluar jikalau pengguna menggunakan aplikasi TikTok lebih berasal dari 100 menit per hari. Tujuannya adalah untuk mendorong pengguna untuk menentukan batas saat penggunaan aplikasi.
Menurut China ByteDance, bersama terdapatnya fitur kontrol orangtua, mereka sanggup menentukan batas saat tertentu untuk anaknya di dalam menggunakan aplikasi video pendek tersebut di dalam per hari.
Tidak cuma TikTok, lebih dari satu aplikasi fasilitas sosial lain juga mempunyai fitur kontrol orangtua, apalagi mereka telah menerapkannya lebih dahulu. Aplikasi fasilitas sosial tersebut di antaranya Youtube yang sanggup halangi saat penggunaan dan konten yang dilihat.
Kemudian, aplikasi lain yang telah menerapkan pembatasan saat penggunaan aplikasinya adalah Instagram. Aplikasi yang berada di bawah naungan perusahaan Meta itu juga telah menerapkan pembatasan pada konten dan hubungan bersama account tertentu.
Selain dua aplikasi tersebut, aplikasi layaknya Google Play dan Snapchat juga telah menerapkan fitur kontrol orangtua.***