TopOne.id – Perusahaan induk Facebook, Meta Platform Inc. tengah menjajaki konsep untuk merilis aplikasi media sosial baru yang serupa bersama dengan Twitter. Platform ini nantinya dikhususkan untuk berbagi unggahan dan pembaruan di dalam bentuk teks. Proyek ini tengah digarap di bawah kode nama P92.
Dilansir berasal dari Al Jazeera, perwakilan Meta Platform menjelaskan bahwa media sosial baru ini akan bersifat terdesentralisasi. Protokol yang digunakan akan berbasis ActivityPub layaknya halnya yang dipakai oleh Mastodon.
Pengguna nantinya dapat login ke P29 memakai account Instagram. Meta termasuk berharap dapat memakai information pengguna Instagram untuk mengembangkan P29.
Dengan merilis media sosial serupa, Meta sesungguhnya tengah mengambil keuntungan berasal dari kondisi Twitter yang sekarang dilanda kekacauan setelah diambil alih oleh Elon Musk.
Selain berkurangnya SDM sebab pemecatan karyawan besar-besaran, Twitter kala ini tengah ada problem menghadapi turunnya penghasilan iklan. Perusahaan pengiklan berbondong menarik diri berasal dari Twitter sebab kebijakan Musk yang tidak populer.
Meta termasuk bukannya tidak bermasalah. Platform media sosial terbesar mereka, Facebook tengah berjuang menarik perhatian audiens muda. Proyek Metaverse yang memakan dana besar termasuk tampaknya belum menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Belum ulang kepopuleran Instagram yang terasa digerus oleh TikTok.
Daniel Ives, seorang analis teknologi berasal dari Wedbush Securities menyebut Meta mengambil cara tepat bersama dengan peluncuran P29.
“Meta terlampau cerdik bersama dengan mengambil cara ini. Proyek P29 berpotensi untuk menggoncang tatanan lanskap media sosial yang sudah tersedia layaknya Twitter dan Mastodon,” kata Ives dikutip berasal dari Entrepreneur.
Terinspirasi berasal dari konsep usaha Twitter, Meta termasuk akan menarik ongkos langganan untuk status account yang terverifikasi di platform Instagram dan Facebook. Bisa menjadi hal ini termasuk akan berlaku untuk media sosial baru mereka.
Thomas Hayes, ketua Great Hill Capital berpendapat bahwa selama ini Meta jauh lebih pandai di dalam mengakuisisi daripada mengembangkan product baru.
“Rekam jejak Meta tunjukkan bahwa mereka adalah pengakuisisi yang jauh lebih baik daripada menjadi inovator atau pengembang. Yang mereka melaksanakan kala ini hanyalah mengikuti Twitter. Mereka tengah coba segalanya. Dengan situs mini blog layaknya Twitter, Meta berharap dapat menghasilkan menguntungkan lebih cepat ketimbang investasi Metaverse,” tutur Hayes, dikutip berasal dari Aljazeera.
Investasi Meta di proyek Metaverse diperkirakan belum akan menghasilkan perkembangan laba setidaknya sampai 2030. Sementara itu, kala perilisan aplikasi media sosial baru ini termasuk belum dapat dipastikan.***
