Ahli Sebut Banyak Makan dan Minum jadi Tanda Anak Terkena Diabetes

TopOne.id – Guru Besar Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, FAAP, FRCPI menyebutkan, anak yang banyak makan dan minum bisa menjadi menandakan terkena diabetes.

“Tanda diabetes itu banyak makan, banyak minum, banyak membuang air kecil, berat badan turun, dan lemas atau loyo,” kata Aman selagi menghadiri konferensi pers “Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja” di Menteng, Jakarta Pusat, dikutip topone.id berasal dari Antara pada Kamis, 30 Maret 2023.

Menurut Aman, anak yang terkena diabetes kebanyakan akan mudah terasa lapar dan haus secara terus-menerus, walau dia baru saja makan atau minum.

Rasa lapar tersebut konsisten keluar akibat jumlah insulin di dalam tubuh tidak memadai, sehingga tidak bisa mengolah gula menjadi energi.

Sementara, untuk rasa haus yang dirasakan sang anak bukan sekadar sensasi, melainkan disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh di dalam mengolah hormon insulin, sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

Selain itu, rasa haus yang sebabkan anak selamanya mendambakan minum itu tidak diimbangi oleh kekuatan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik.

Aman mengatakan bahwa anak yang terkena diabetes akan lebih kerap membuang air kecil atau melebihi frekuensi normalnya, terutama pada selagi malam hari.

“Bila di awalnya anak telah tidak ‘ngompol’, sesudah itu ‘ngompol’ lagi, perihal yang pertama bisa kami acuhkan ini adalah diabetes, usia anak berapapun bisa ‘ngompol’ karena ini,” tuturnya.

Orang tua juga kudu mewaspadai, kata Aman, jika berat badan anak mengalami penurunan drastis di dalam 2-6 minggu, bisa menjadi itu adalah indikasi anak yang alami diabetes.

Meski kerap makan, anak dengan diabetes akan susah gemuk. Bahkan, cenderung kehilangan berat badan di dalam jumlah yang cukup signifikan.

Otot dan lemak juga akan mengalami penyusutan, perihal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh di dalam menyerap gula darah.

“Sejumlah wilayah pada tubuh anak diabetes juga akan mengalami akantosis nigrikans, atau keluar menghitam, layaknya pada leher, ketiak, sampai jari-jari,” ujar Aman.

Diketahui, prevalensi (jumlah keseluruhan) masalah diabetes melitus tipe-1 pada anak di Indonesua tercatat mengalami peningkatan sebanyak 70 kali lipat sepanjang periode th. 2010 sampai 2023.

Pada th. 2010 silam, jumlah keseluruhan masalah diabetes melitus anak di Indonesia cuma sebanyak 0,028 per 100 ribu jiwa. Jumlah tersebut naik pada th. 2023, yaitu sebanyak 2 per 100 ribu jiwa.***