3 Cara agar Larangan Penggunaan Plastik Mudah Diterapkan

TopOne.id – Larangan penggunaan produk plastik sekali manfaatkan sebetulnya udah diterapkan di beberapa wilayah. Tak cuma di Indonesia, larangan penggunaan produk plastik sekali manfaatkan termasuk digaungkan oleh pemerintah di berbagai negara untuk melawan pencemaran lingkungan.

Meskipun udah diterbitkan larangan, produksi, penggunaan, dan pembuangan plastik tetap terjadi nyaris layaknya biasanya.

Dilansir topone.id berasal dari The Conversation Indonesia, sebuah belajar berasal dari The Global Plastics Policy Centre University of Portsmouth, Inggris menelaah 100 kebijakan yang terbit untuk melawan pencemaran plastik di semua dunia.

Dari belajar tersebut, setidaknya ada 3 tips yang perlu dilakukan supaya larangan penggunaan produk plastik sekali manfaatkan lebih gampang diterapkan.

1. Mudahkan barang penggantinya

Penggunaan produk plastik sekali manfaatkan bakal semakin enggan mematuhi larangan kalau produk penggantinya sukar didapat.

Antigua dan Barbuda mengatasinya dengan berinvestasi pada riset material-material ramah lingkungan.

Negara yang terletak di Laut Karibia itu berhasil melacak bahan terjangkau untuk menukar plastik, layaknya ampas hasil pengolahan tebu.

Supaya masyarakat mendukung larangan plastik, pemerintah perlu mengintervensi harganya supaya material alternatif dapat lebih murah.

Bahan atau produk pengganti plastik termasuk perlu berdampak lebih rendah pada lingkungan. Sebab, bahan pengganti tidak senantiasa lebih baik.

Penggantian tas plastik dengan kertas, misalnya, bukanlah inspirasi paling baik kalau kami pertimbangkan dampak lingkungan semua daur hidupnya.

2. Terapkan secara bertahap

Berdasarkan pengalaman negara lain, larangan yang diterapkan secara bertahap bakal meningkatkan kesempatan keberhasilannya.

Di Antigua dan Barbuda, larangan kantong plastik pada 2016 dan 2017 membuat dukungan untuk larangan produk plastik lainnya pada 2017 dan 2018.

Dalam dua periode itu, larangan pertama kali dikenakan pada impor (pengadaan produk), sesudah itu sehabis itu larangan diberlakukan pada distribusinya.

Tahapan ini mengimbuhkan kala pemasok untuk melacak produk alternatif sekaligus menghabiskan sisa stoknya.

Pendekatan ini termasuk berhasil dilakukan Inggris di dalam larangan sedotan plastik, cotton buds, dan pengaduk di Inggris pada 2020.

Kebijakan tersebut amat mungkin peritel menghabiskan stoknya sepanjang periode sosialisasi sepanjang enam bulan mengikuti pengenalan larangan tersebut.

3. Libatkan masyarakat

Pemerintah perlu melakukan kampanye untuk menyatakan alasan larangan diberlakukan, dan manfaatnya bagi masyarakat.

Kampanye termasuk perlu disertai Info mengenai produk pengganti untuk mendukung larangan tersebut. Kolaborasi dengan publik semacam ini termasuk dibutuhkan untuk membuat inovasi.

Larangan plastik sekali manfaatkan dapat menginspirasi perubahan proses sosial sekaligus merombak interaksi setiap orang dengan plastik.

Akan tetapi, tanpa perencanaan produk pengganti yang tepat dan terjangkau, kebijakan yang bertahap, dan usaha meraih dukungan publik dan juga pertimbangan semua daur kembali plastik, larangan ini cuma bakal berdampak kecil pada lingkungan.***