TopOne.id – Berdasarkan fakta, ditemukan sekitar 15-20% kasus skoliosis itu penyebab awalnya tidak diketahui. Kasus skolisosis ini memiliki etiologi idiopatik dan biasanya ditemukan pada anak-anak atau remaja sekitar 80%. Lalu apa itu skoliosis serta bagaimana penyembuhannya?
Pengertian Skoliosis
Skoliosis merupakan salah satu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bengkok ke arah kanan atau kiri dengan derajat kemiringannya yang mencapai lebih dari 10 derajat.
Kondisi tulang belakang yang terkena skoliosis ini dapat memutar pada waktu yang bersamaan. Memutar yang dimaksud adalah dapat menarik tulang rusuk keluar dari posisinya.
Skoliosis sering didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja awal. Scoliosis ini sering dikenal sebagai kelengkungan tulang belakang yang terjadi di bidang koronal (frontal).
Skoliosis mampu berkembang pada masa bayi atau anak usia dini. Namun, usia awal timbulnya skoliosis adalah 10-15 tahun, terjadi secara merata pada wanita dan laki-laki.
Pada wanita, kejadian skoliosis ini bisa delapan kali leibh mungkin untuk berkembang ke besarnya kurva yang membutuhkan perawatan dibandingkan pada lelaki.
Ciri – Ciri Skoliosis
Beberapa ciri-ciri yang bisa mengindikasikan kemungkinan skoliosis di antaranya:
1. Bahu Terlihat Tidak Rata
2. Kepala tidak Terpusat Tepat di Atas Panggul
3. Satu atau Kedua Pinggul Terangkat atau Sangat Tinggi
4. Sangkar Tulang Rusuk Berada di Ketinggian yang Berbeda
5. Pinggang Tidak Rata
6. Penampilan atau Tekstur Kulit di Atas Tulang Belakang Berubah
7. Seluruh Tubuh Condong ke Satu Sisi
Diagnosis
Dalam satu penelitian, sekitar 23% pasien dengan skoliosis idiopatik mengalami nyeri punggung pada saat diagnosis awal. Perubahan bentuk dan ukuran toraks pada skoliosis idiopatik dapat mempengaruhi fungsi paru. Laporan terbaru didapatkan dari hasil pengujian fungsi paru pada pasien dengan skoliosis idiopatik ringan hingga sedang menunjukkan penurunan fungsi paru.
Skoliosis sendiri biasanya dilakukan pemeriksaan menggunakan x-ray, radiografi tulang belakang, CT Scan atau MRI. X-ray merupakan penerapan radiasi untuk menghasilkan gambar dari bagian tubuh guna menunjukkan struktur tulang belakang dan garis besarnya sendi. SInar X tulang belakang ini diperoleh untuk mencari kemungkinan penyebab nyeri lainnya, yaitu infeksi, patah tulang, kelainan bentuk, dan lain-lain.
CT-Scan merupakan gambar diagnostic yang dibuat setelah komputer membaca sinar X. CT-Scan ini dapat menunjukkan bentuk dan ukuran kanalis spinalis beserta isi dan struktur di sekitarnya.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan tes diagnostic yang menghasilkan gambar tiga dimensi dari struktur tubuh menggunakan magnet yang kuat dan teknologi komputer. MRI ini mampu menunjukkan sumsum tulang belakang, akar saraf, dan daerah sekitarnya, serta pembesaran, degenerasi, dan kelainan bentuk.
Penyebab Skoliosis
Berbagai penyebab yang diduga terjadinya skoliosis diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Cerebral palsy. Cerebral palsy ini merupakan gangguan pada sistem saraf yang bisa mempengaruhi cara orang dalam bergerak, belajar, mendengar, melihat, maupun berpikir.
2. Distrofi Otot. Distrofi otot dikenal sebagai kelainan genetik yang dapat menyebabkan kelemahan pada otot.
3. Cacat Lahir. Kondisi cacat dari lahir ini seperti spina bifida tentu dapat mempengaruhi kondisi tulang belakang bayi saat lahir.
4. Masalah Tulang. Permasalahan tulang ini seperti pernah mengalami cedera atau infeksi tulang belakang. Sehingga hal ini dapat memicu peningkatan risiko penyebab skoliosis.
5. Faktor Genetik. Diketahui bahwa orang yang memiliki riwayat genetik skoliosis dapat berisiko lebih tinggi terkena hal yang sama, yaitu terkena skoliosis.
6. Skoliosis Sindromik. Kelainan pada skoliosis dapat terjadi akibat kondisi medis seperti neurofibromatosis atau sindrom marfan.
7. Osteoporosis. Masalah tulang seperti osteoporosis juga dapat menyebabkan skoliosis sekunder hal ini disebabkan akibat degenerasi tulang.
Penyembuhan Skoliosis
Hingga saat ini, masih belum ditemukan pengobatan yang mampu menyembuhkan skoliosis. Namun, ada berbagai pengobatan yang mampu meredakan gejalanya, mengurangi kelengkungan tulang belakang yang berlebihan serta mencegah komplikasi dari dampak negatif skoliosis.
Cara mengobatinya adalah sebagai berikut:
- Mengkonsumsi Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri ini akan diberikan oleh dokter seperti obat acetaminophen atau ibuprofen untuk meredakan gejala skoliosis seperti nyeri pada punggung. Namun, jika ternyata belum mereda, dokter akan menaikkan dosis pada obat lain yang efeknya lebih kuat.
- Terapi Bracing
Terapi bracing merupakan salah satu cara pengobatan skoliosis. Bracing ini adalah alat penjepit yang digunakan di punggung. Tetapi, penggunaan alat ini tidak dapat menyembuhkan, melainkan hanya dapat mencegah kelengkungan tulang punggung untuk mengantisipasi bertambah parahnya skoliosis.
- Operasi Tulang Belakang
Tindakan operasi pada penderita skoliosis ini dilakukan apabila kasusnya cukup parah dan tidak efektif diobati dengan pengobatan yang sebelumnya telah dilakukan.
Pada anak-anak, tujuan utama operasi ini adalah untuk menghentikan perkembangan kurva selama masa dewasa dan mengurangi deformitas tulang belakang.
Para ahli pun banyak merekomendasikan bahwa operasi hanya dilakukan ketika kurva tulang belakang mencapai lebih besar dari 40 derajat dan ditemukan adanya perkembangan.
Sedangkan pada dewasa, operasi direkomendasikan jika kurva tulang belakang lebih besar dari 50 derajat dan pasien mengalami kerusakan saraf pada kaki mereka dan/ atau mengalami gejala usus atau kandung kemih.
Jenis operasi ini adalah operasi fusi tulang belakang. Operasi ini dilakukan ahli bedah untuk menghubungkan dua atau lebih tulang di tulang belakang secara bersamaan agar tidak dapat bergerak.