Pecahkan Rekor, Waktu Maghrib Jadi Film Indonesia Pertama yang Tembus 1 Juta Penonton Tahun 2023

TopOne.id – Film horor Waktu Maghrib berhasil menembus lebih dari 1 juta penonton. Film bioskop yang mengangkat mitos di seputar masyarakat ini tercatat memecahkan rekor sebagai film Indonesia pertama yang menembus angka tersebut pada tahun 2023.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya. Berkat dukungan teman-teman semua, Waktu Maghrib sore ini telah ditonton oleh lebih dari 1.000.000 orang, dan menjadi film nasional pertama yang tembus 1 juta penonton di tahun 2023. Sekali lagi, TERIMA KASIH!” kata Rapi Films selaku rumah produksi Film Waktu Maghrib, Minggu, 19 Februari 2023.

Waktu Maghrib sendiri membutuhkan waktu kurang dari 14 hari untuk meraih angka 1 juta lebih sejak penayangan perdananya pada 9 Februari 2023.

Angka ini diprediksi akan terus naik secara signifikan pada hari-hari berikutnya mengingat respons positif dan rasa penasaran yang tinggi dari para penikmat horor atas keberadaan film yang dibintangi oleh dibintangi oleh Ali Fikry, Bima Sena, Nafiza Fatia Rani, dan Aulia Sarah tersebut.

Film besutan rumah produksi Rapi Films dan Skymedia yang disutradarai oleh Sidharta Tata ini memang memiliki daya tarik tersendiri dan secara khusus melekat dengan pengalaman masyarakat secara langsung dibandingkan film horor lain.

Kisah atau plot cerita mencekam yang disajikan diangkat dari mitos yang dipercaya masyarakat. Mitos dimaksud tentang pantangan untuk keluar rumah saat matahari tenggelam yaitu saat Maghrib. Waktu Maghrib berlatar di suatu desa.

Alkisah, Adi dan Saman sering dihukum oleh Bu Woro, guru mereka yang disiplin dan galak. Suatu hari, kekesalan Adi dan Saman terhadap Bu Woro memuncak. Mereka menyumpahi guru itu bersamaan dengan kumandang azan Maghrib.

Sejak itu, Adi dan Saman mengalami teror supernatural yang mengerikan. Ayu menduga ada kekuatan jahat yang lebih menakutkan di balik rentetan kejadian ini. Sejak teror itu, kehidupan Adi dan Saman pun tak bisa tenang lagi. Bahkan Saman kesurupan hingga perilakunya menjadi menyeramkan.

Berbagai teror mencekam lainnya mulai membuat warga desa ketakutan dan saling menyalahkan. Keadaan desa pun menjadi semakin kacau dan mencekam, hingga Ayu harus Adi dan Saman sebelum semuanya terlambat.***