TopOne.id – Terungkapnya kasus bayi obesitas dengan berat badan 27 kilogram di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tengah menjadi perhatian berbagai pihak. Kali ini, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengungkapkan peringatan terhadap orang-orang yang menganggap gemuk sebagai kelucuan anak-anak.
Alih-alih lucu, dr Piprim menilai keadaan tubuh anak yang terlalu gemuk atau masuk kategori obesitas adalah hal mengkhawatirkan. Bahkan bagi dr. Piprim, seorang anak dengan kondisi obesitas akan memunculkan suatu penyakit.
“Obesitas adalah suatu penyakit,” ujar dr. Piprim dalam pernyataan pada Rabu, 23 Februari 2023.
Atas sebab itu, dr Piprim menekankan imbauan agar para orang tua tidak lagi menganggap obesitas sebagai hal wajar yang menampakkan kelucuan anak-anak.
“Jangan dianggap itu adalah kondisi sehat atau anaknya jadi lucu, jangan juga jadi idaman semua orang tua,” ujarnya menyampaikan pesan pada masyarakat umum.
Lebih lanjut, Piprim memaparkan perihal obesitas yang menjadi pemicu sindrom metabolik tubuh yang dapat berubah menjadi penyakit degeneratif dalam beberapa waktu mendatang. Adapun penyakit degeneratif yang dimaksud seperti strok, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.
dr. Piprim pun menguraikan sejumlah langkah yang dapat mencegah obesitas pada anak-anak. Disebutkan dr. Piprim. pencegahan obesitas berarti menerapkan gaya hidup sehat seperti mulai berhenti mengonsumsi makanan cepat saji, tinggi gula, dan tepung.
“Setop ultraprocessed food, junk food tinggi gula, dan tinggi tepung,” ujar dr. Piprim.
Kemudian, orang tua dapat menata kembali pemilihan makanan harian dan menggencarkan olahraga rutin.
“Kembali ke real food yang kaya akan protein hewani dan sayuran hijau. Kembali ke makanan yang tanpa barcode agar hidup keluarga kita lebih sehat,” ujar dia.
“Jangan lupa juga, jadikan olahraga rutin sebagai budaya sehat keluarga,” ujarnya lagi.
Kronologi Kasus Bayi Obesitas di Bekasi
Ibunda bayi obesitas, Pitriah (40), menyampaikan kronologi pertumbuhan anaknya yang sekarang dikategorikan obesitas. Menurut Pitriah, Kenzi dalam kondisi sehat meski berat badannya berlebihan karena tanpa ada keluhan sesak napas atau penyakit lainnya.
“Alhamdulillah anak saya normal, napasnya normal, tidak terlalu ngos-ngosan. Dia tidurnya saja juga terlentang,” ujar Pitriah.
Ditambahkan Pitria, kondisi obesitas Kenzi sudah pernah diberitahukan pada dokter dan ditanggapi secara wajar.
“Saya sudah konsultasi ke dokter, juga memang dia pertumbuhannya begitu,” ujar dia.
Meski begitu, Pitria mengaku bahwa Kenzi telah bergantung dengan susu formula yang bisa dikonsumsi empat kali dalam sehari. Hingga akhirnya, Pitria menyadari berat badan Kenzi mulai bertambah saat menginjak usia enam bulan.
“Karena tidak (meminum) ASI, (tapi) pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu. Sejak enam bulan, (berat badan Kenzi) mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus,” ujarnya lagi.***